Bila Koas dan Dokter bertukar cerita tentang
keseharian hidup dan permasalahan yang digeluti, akan sangat menarik mendapati
bahwa disana juga terdapat beraneka ragam narasi, ironi, kelucuan, kegembiraan,
kesedihan dan tentu saja hikmah kehidupan.


Para dokter dari yang masih pendidikan di rumah sakit hingga yang terdampar di pelosok
kepulauan Indonesia, adalah terdiri dari beraneka ragam kepribadian dan kelemahan-kelemahan manusiawi. Meski begitu, karya mereka dituntut berkualitas sesempurna buatan dewata, berpolah sehalus bidadari dan beretika nabi-nabi.


Nun dekat maupun jauh di pelosok sana, di hamparan puak-puak, suku-suku dan manusia modern kota besar, berjejal insan-insan yang menanti bakti mereka.
Seperti petikan sebuah lagu banyolan dari masa plonco : di kota dan di desa, mengabdi bagiku sama saja

Maka kami dedikasikan blog ini sebagai tempat singgah maya bagi rekan sejawat untuk saling bertukar kisah dan pengalaman, bertukar informasi mengenai kondisi kesehatan anak bangsa di berbagai penjuru negeri, berbagi ilmu dan kebijaksanaan sekaligus tentu saja sebagai sarana silaturrahmi.

Hingga boleh suatu saat kita berkata, di dunia mayapun kami mengabdi.



Senin, 28 Juli 2008

Mengenang dr.Risnawati Hasanuddin `Articulatio`

Seorang Sahabat yang Pulang Lebih Awal

Sengaja kami mencatatmu di halaman "rumah pemaknaan" ini, agar tak lekang kenang dan tetap tumbuh semangat dan harapanmu membersamai jalan pengabdian ini.
Hari itu, sebenarnya kami tak ingin percaya pada kabar yang tiba,meski sepenuhnya kami sadar tak ada bisa membantah kenyataan. Baru empat hari sebelumnya, engkau tegas mengangkat sumpah. untuk sebuah pengabdian bagi kemanusiaan. Lalu takdir menjawabnya dengan tiba-tiba bahwa engkau harus "pulang". Kami seolah gentar melepasmu.
Namun hadir juga pada akhirnya, untuk datang takzim memberi hormat pada yang terakhir kali mengantar pergimu yang tak kembali. Serangkai doa dari hati, kami lesatkan menembus awan dan petala langit.
Sekarang kami tak ingin mengenangmu dalam sedih, dan tentu kaupun berharap demikian. Dan sebab karya dan amal harus diteruskan. Esok hari, bila satu dua kawan datang singgah di rumah ini, mereka akan kembali mengenangmu; tentang senyummu, tentang canda dan riangmu, tentang teguhmu, dan tentu saja tentang semangat dan cita-citamu. Yang kami tahu, bahwa meski hadirmu tak lagi menyertai kami, namun semangat dan cita-citamu mengalir bersama semangat dan cita-cita kami. Maka sejatinya tak ada yang pergi dari hati.
Komitmen yang telah kau patri juga adalah milik sekian ribu anak negeri yang telah mengikat janji. Maka idealismemu tak mati dan tetap tumbuh...lestari.
Istirahatlah dengan tenang engkau di sana...sahabat.-nuas-
Batu Merah-Ambon, Juli 2008

2 komentar:

halfian mengatakan...

Meski tidak terlalu akrab, saya kenal sosok kawan ini. Semoga damai senantiasa bersamamu di seberang sana.

Nurwahida Mogana mengatakan...

saya mengenal ukhti risna(rahimahallah) sejak pre klinik. sempat bertemu beberapa kali,tapi belum pernah satu bagian.
saya tidak menyangka...ukhti risna benar-benar kuat membawa sakitnya...bahkan hingga menyelesaikan dokternya.
Semoga kburranmu dilapangkan oleh Allah...
Semoga engkau diberikan tempat terbaik..
amin...

Posting Komentar