Kawan, jas putih yang disandang bukan untuk membusungkan dada dan berbangga diri, tapi sebagai pertanda dan pengingat untuk selalu merendahkan hati, dan mengabdi pada sesama dengan penuh cinta dan ketulusan.
Meski cobaan banyak tetap tersenyumlah dan hindari mengeluh, dengan begitu darma baik kita akan bermanfaat bagi sesama dan semesta dan tentu saja bagi diri pribadi.
Cintailah sesama apapun latar belakangnya, bahkan bila ia adalah orang yang menyakiti dan memusuhi kita dengan sengit.
Cintailah mahluk yang beraneka ragam demi merawat dunia dan kelestariannya bagi generasi pelanjut kelak.
Dengan cinta berarti kita melestarikan keluhuran peradaban dan budi pekerti manusia. Berhentilah melestarikan kebencian. Carilah pintu maaf dalam lubuk hati, sekecil apapun ia, bukalah lebar-lebar. Damai akan merasuk dan membahagiakan yang kemudian akan menular pada sekitar.
Berangkat dari dalam diri sendiri, sebab dari sanalah kebahagiaan sejati berasal. Hanya orang berbahagia yang membuat dunia ini menjadi tentram dan damai.
Bila Koas dan Dokter bertukar cerita tentang
keseharian hidup dan permasalahan yang digeluti, akan sangat menarik mendapati
bahwa disana juga terdapat beraneka ragam narasi, ironi, kelucuan, kegembiraan,
kesedihan dan tentu saja hikmah kehidupan.
Para dokter dari yang masih pendidikan di rumah sakit hingga yang terdampar di pelosok
kepulauan Indonesia, adalah terdiri dari beraneka ragam kepribadian dan kelemahan-kelemahan manusiawi. Meski begitu, karya mereka dituntut berkualitas sesempurna buatan dewata, berpolah sehalus bidadari dan beretika nabi-nabi.
Nun dekat maupun jauh di pelosok sana, di hamparan puak-puak, suku-suku dan manusia modern kota besar, berjejal insan-insan yang menanti bakti mereka.
Seperti petikan sebuah lagu banyolan dari masa plonco : di kota dan di desa, mengabdi bagiku sama saja
Maka kami dedikasikan blog ini sebagai tempat singgah maya bagi rekan sejawat untuk saling bertukar kisah dan pengalaman, bertukar informasi mengenai kondisi kesehatan anak bangsa di berbagai penjuru negeri, berbagi ilmu dan kebijaksanaan sekaligus tentu saja sebagai sarana silaturrahmi.
Hingga boleh suatu saat kita berkata, di dunia mayapun kami mengabdi.
keseharian hidup dan permasalahan yang digeluti, akan sangat menarik mendapati
bahwa disana juga terdapat beraneka ragam narasi, ironi, kelucuan, kegembiraan,
kesedihan dan tentu saja hikmah kehidupan.
Para dokter dari yang masih pendidikan di rumah sakit hingga yang terdampar di pelosok
kepulauan Indonesia, adalah terdiri dari beraneka ragam kepribadian dan kelemahan-kelemahan manusiawi. Meski begitu, karya mereka dituntut berkualitas sesempurna buatan dewata, berpolah sehalus bidadari dan beretika nabi-nabi.
Nun dekat maupun jauh di pelosok sana, di hamparan puak-puak, suku-suku dan manusia modern kota besar, berjejal insan-insan yang menanti bakti mereka.
Seperti petikan sebuah lagu banyolan dari masa plonco : di kota dan di desa, mengabdi bagiku sama saja
Maka kami dedikasikan blog ini sebagai tempat singgah maya bagi rekan sejawat untuk saling bertukar kisah dan pengalaman, bertukar informasi mengenai kondisi kesehatan anak bangsa di berbagai penjuru negeri, berbagi ilmu dan kebijaksanaan sekaligus tentu saja sebagai sarana silaturrahmi.
Hingga boleh suatu saat kita berkata, di dunia mayapun kami mengabdi.
Sabtu, 18 Juni 2011
Kamis, 02 Juni 2011
Mesjid Terluas
Aku telah berkelana kawan
Kan kuceritakan padamu tentang mesjid yang hebat
Luasnya adalah ukuran benua
Menaranya menjulang di ketinggian Himalaya
Sisinya tak kan kau dapatkan dari tempatmu berdiri
Tamannya adalah permata hijau hutan tropis yang rimbun
Ada kolam yang biru nan indah dijuluki Pasifik yang tersambung ke Atlantik
Halamanya coklat berhambur pasir Sahara
Di dalamnya adzan bersambung-sambung dari subuh hingga subuh kembali tak berhenti
Berwudhulah di tempat pilihanmu, pada mata air, kelok-kelok sungai atau pada telaga yang jernih.
Bersujudlah di atasnya sesukamu, sebab Tuhan akan mendengar doamu di mana saja engkau meminta
Ia adalah tempat yang hebat sungguh, setiap tempatmu bersujud adalah mesjid.
Luwuk-Banggai, 18 Februari 2011. 19.01
Langganan:
Postingan (Atom)