Bila Koas dan Dokter bertukar cerita tentang
keseharian hidup dan permasalahan yang digeluti, akan sangat menarik mendapati
bahwa disana juga terdapat beraneka ragam narasi, ironi, kelucuan, kegembiraan,
kesedihan dan tentu saja hikmah kehidupan.


Para dokter dari yang masih pendidikan di rumah sakit hingga yang terdampar di pelosok
kepulauan Indonesia, adalah terdiri dari beraneka ragam kepribadian dan kelemahan-kelemahan manusiawi. Meski begitu, karya mereka dituntut berkualitas sesempurna buatan dewata, berpolah sehalus bidadari dan beretika nabi-nabi.


Nun dekat maupun jauh di pelosok sana, di hamparan puak-puak, suku-suku dan manusia modern kota besar, berjejal insan-insan yang menanti bakti mereka.
Seperti petikan sebuah lagu banyolan dari masa plonco : di kota dan di desa, mengabdi bagiku sama saja

Maka kami dedikasikan blog ini sebagai tempat singgah maya bagi rekan sejawat untuk saling bertukar kisah dan pengalaman, bertukar informasi mengenai kondisi kesehatan anak bangsa di berbagai penjuru negeri, berbagi ilmu dan kebijaksanaan sekaligus tentu saja sebagai sarana silaturrahmi.

Hingga boleh suatu saat kita berkata, di dunia mayapun kami mengabdi.



Kamis, 07 Juli 2011

Selamat Jalan Sahabat; `Artikulatio 00` untuk dr. Naila Karina


Seorang sahabat terbaik, lagi mendahului kita, setelah sekian tahun yang silam dr Risnawati Hasanuddin berangkat lebih awal, berapa hari yang lalu, sebuah kabar yang kembali menghentak, kabar duka yang tak terduga kembali singgah tiba-tiba. Seorang sahabat (dr. Naila karina) telah tiada, ia pulang dan tak akan lagi kembali.

Bahwa dulu kita pernah datang bersama-sama, dalam rombongan anak-anak muda yang energik, penuh semangat dan gairah kepada masa depan yang indah. Singgah di rumah besar tempat belajar, tumbuh, dan menemukan diri. Di rumah itu kita membesarkan harapan dan cita-cita bersama, yang melebur kita menjadi kawan, sahabat bahkan saudara. Sejak saat itu hingga selamanya.

Sebab itulah yang membuat kami seolah tak ingin percaya, walau kenyataan tak mengizinkan untuk berandai-andai. Layaknya baru saja kemarin kenangan-kenangan itu berlalu yang sepertinya semuanya indah. Kami tahu tugasmu telah usai, kini pengabdianmu telah tunai. Engkau berangkat dalam perjalanan yang insyaAllah indah, meninggalkan lubang yang tak tergantikan dalam bilik hati kami yang jauh. Seperti sebuah rangkaian bangunan yang saling menggenapkan dan mengindahkan, tak lebih dan tak kurang, kehilangan sebuah bagiannya niscaya menyisakan ruang kosong tak terisi dengan yang lainnya.

Meski kemudian jalan pengabdian membuat kita berpencar berjauh-jauhan, kita tahu bahwa jarak sebenarnya tak cukup kuat untuk merapuhkan tautan itu, sebab sejatinya kekitaan kita terletak pada kesamaan gerak menanggung cita –cita dan jalan panjang pengabdian. Dikarena itulah kami kehilangan.

Dan ada banyak kawan yang turut berkabung dan menguntai doa-doa terindah, namun kiranya kamilah yang merasa lebih layak berduka sebagai sahabat dan saudara yang telah bererat hati bersama-sama dalam ikatan ‘artikulatio 00’ kedokteran Unhas. Selamat jalan sahabat terbaik…Semoga menjadi kepulangan yang indah. Rahmat Allah untukmu..amin.

Akhirnya kami juga harus kembali menyegarkan kesadaran, bahwa kematian sungguh tak mengenal usia, ia bahkan tak jarang datang dalam ranumnya masa muda. Lalu kami hanya menanti giliran, akan menyusul engkau yang telah berangkat lebih awal.-n

Pinrang, 20 Mei 2011-19.58

0 komentar:

Posting Komentar